Newest Post

Batik Kraton Surakarta

| Kamis, 28 November 2013
Baca selengkapnya »

Batik Kraton Surakarta

SURAKARTA BATIK
Batik dari istana Surakarta memiliki kejenuhan isen halus, ‘tambalan’, merendamnya dengan keindahan keseluruhan yang besar. Warna-warna yang lembut dengan paduan harmonis warna. Warna tradisional Surakarta Pengadilan batik berwarna biru-blueblack, krim, dan cokelat kemerahan. Pewarna awalnya berasal dari materi alami, tetapi hari ini, untuk mendukung pengembangan batik, pewarna sintetik juga digunakan.
Terkenal batik desain dari istana Surakarta yang Parang Barong, Parang Curiga, Parang Sarpa, Ceplok Burba, Ceplok Lung Kestlop, Candi Luhur, Srikaton dan Bondhet. Sehubungan dengan parang dan Lereng desain, Surakarta Pengadilan batik dipakai sehingga ke bawah miring diagonal dari kanan ke kiri.
MOTIF BATIK Keraton SURAKARTA:
Barbar barlean-parang gendreh:

Bondhet :

Candi Luhur:

Ceplok Burba:

ceplok lung kestlop:

parang barong:

parang curiga:

PARANG SARPA:

Batik Kraton Surakarta

Posted by : Unknown
Date :Kamis, 28 November 2013
With 0komentar

Beberapa motif batik Sulawesi Tengah

|
Baca selengkapnya »

Batik Sulawesi

Sulawesi juga memiliki motif batik yang beraneka ragama. Sebagai contoh, batik Sulawesi Selatan memiliki motif-motif seperti Toraja, Bugis dan Makassar. Batik Sulawesi Selatan umumnya menggunakan teknik pembuatan yang sama dengan batik Jawa, namun tetap memiliki kekhasan sendiri. Sedangkan di Sulawesi Tengah rata rata mendatangkan bahan baku tekstil batik dari Jawa, namun  pembuatan motifnya dilakukan oleh masyarakat pengrajin batik di Sulawesi Tengah tepatnya di kota Palu dan motifnya sesuai dengan ciri khas motif lokal Palu. Motif yang digunakan batik-batik di Sulawesi Tengah kebanyakan menggambarkan motif burung maleo, motif bunga merayap, motif resplang, motif ventilasi dan motif ukiran rumah adat Kaili ataupun motif bunga dan buah cengkeh.

Beberapa motif batik Sulawesi Tengah 









Beberapa motif batik Sulawesi Tengah

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Batik Palembang

|
Baca selengkapnya »

Batik Palembang

Artikel kali ini masih membicarakan tentang batik yang berada di daerah Sumatera. Sebelumnya pernah kita bahas tentang Batik Aceh, Batik Jambi, Batik Riau, Batik Padang, Batik Kaganga Bengkulu, Batik Besurek Bengkulu, Batik Lampung. Dan kali ini kita akan sajikan mengenai Batik Palembang.
Bagi anda yang pecinta kuliner, mengenal kota Palembang dengan makanan khasnya yaitu pempek. Sedangkan untuk anda pecinta kain Nusantara mengenal Palembang dengan keindahan kain songketnya. Selain itu, Palembang yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan ini juga mengembangkan kerajinan batik yang mencirikhaskan Palembang pada setiap motif batiknya. Batik Palembang, dalam sejarahnya batik Palembang memang berasal dari Jawa sekitar 100 tahun yang lalu dengan motif yang telah mengalami adaptasi dengan budaya Palembang.
Batik Palembang Motif Songket
Batik Palembang Motif Songket
Sumber: http://www.kriyalea.com
Batik Palembang ini memiliki keunggulan yang tak kalah menarik dari batik lain di Indonesia. Batik Palembang memiliki motif yang mengikuti syariat Islam, yaitu tidak menggunakan gambar binatang dan manusia sebagai hiasan. Sebagian besar motif batik Palembang adalah motif bunga teh dan motif lasem yang dihiasi garis simetris dan berbagai simbol tanaman, sedangkan motif bunga teh kainnya dipenuhi dengan gambar bunga teh.
Batik Palembang Motif Lasem
Batik Palembang Motif Lasem
Sumber: http://sketsabudaya.blogspot.com
Batik Palembang Motif Bunga Teh
Batik Palembang Motif Bunga Teh
Sumber: http://rumahbatik-ifa.blogspot.com
Beberapa contoh motif batik Palembang yang lain adalah motif songket, kerak mutung, jukung, kembang jepri, sisik ikan, motif jumputan, gribik, encim, kembang bakung, sembagi, dan lain sebagainya.
Batik Palembang Motif Songket
Batik Palembang Motif Songket
Sumber: http://yundahamasah.blogspot.com
Proses pembuatannya batik Palembang sedikit berbeda dengan pembuatan batik di Jawa pada umumnya. Kalau di Jawa kain yang akan dibatik cukup disampirkan kemudian dibatik tetapi kalau Batik Palembang kainnya dibentangkan dengan kencang baru kemudian dibatik. Secara umum batik Palembang dibuat dengan dua cara, dicap dan ditulis, sama dengan teknik membatik pada umumnya. Namun saat ini juga dikembangkan batik dengan teknik printing. Batik Palembang menggunakan bahan sutra, organdi, jumputan, katun, dan blongsong. Untuk pewarnaan menggunakan warna cerah khas Melayu, seperti merah, kuning dan hijau terang.
Proses Pembuatan Batik Palembang
Proses Pembuatan Batik Palembang
Sumber: http://produsenbatik.com
Pengrajin batik Palembang saat ini masih sedikit sulit untuk ditemui. Karena itu, perlu dukungan beberapa pihak untuk tetap melestarikan seni budaya batik ini. Pihak Kesultanan Palembang berupaya melestarikan kekayaan seni dan budaya peninggalan nenek moyang mereka tersebut, tentunya dengan menggali dan mengumpulkan serta memproduksi kembali batik tulis.
Batik Palembang Motif Songket
Batik Palembang Motif Songket
Sumber: http://kacamatamakna.blogspot.com
Batik Palembang Motif Jumputan
Batik Palembang Motif Jumputan
Sumber: http://yundahamasah.blogspot.com
Lokasi pengrajin batik Palembang bisa ditemui di sepanjang Jl. Aiptu Wahab Palembang sedangkan toko-toko yang sekarang banyak menjual batik Palembang banyak tersebar di daerah Pasar 16 Ilir baru, komplek Hero, di samping Ramayana.
Batik Palembang Motif Kembang Bakung
Batik Palembang Motif Kembang Bakung
Sumber: http://songketserengamsetia.files.wordpress.com
Batik Palembang merupakan salah satu khasanah dari keragaman batik di Nusantara. Anda bisa menambahkan Batik Palembang sebagai koleksi kain maupun busana anda. Semoga bermanfaat.
Tags: jual kain, jual kain batik, jual batik, jual kain batik murah, toko kain, toko kain batik, toko batik, toko batik online, toko kain batik online, beli kain, beli kain batik, beli batik, batik indonesia, belanja batik, belanja batik online, motif batik, harga batik

Batik Palembang

Posted by : Unknown
Date :
With 1 komentar:

Batik Riau dan Batik Padang

|
Baca selengkapnya »

Batik Riau


Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk.
Ini adalah beberapa motif dari batik Tabir Riau:



Batik Padang


Di Padang, batiknya yang terkenal bernama batik tanah liek/tanah liat. Dinamakan demikian karena dalam proses pewarnaannya, batik ini dicelupkan ke dalam tanah liat. Namun, seiring dengan permintaan pasar, batik tanah liek ini tidak hanya berwarna cokelat saja. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. Bahannya pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera. Motifnya juga bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.
Ini dia beberapa motif dari batik Tanah Liek:

Batik Riau dan Batik Padang

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Batik Lampung

|
Baca selengkapnya »


Batik Lampung


Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun tapis-nya. Tapi jangan salah, Lampung juga memiliki batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan, bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal dan sering menjadi rebutan kolektor asing adalah motif perahu dan “pohon kehidupan”.
Ini adalah beberapa contoh motif dari batik Lampung:

Batik Lampung

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Batik Bengkulu

|
Baca selengkapnya »

Batik Bengkulu


Motif batik khas Bengkulu, konon, merupakan sebuah adopsi campuran dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi itu membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik khas Bengkulu secara umum terdiri dari dua jenis. Pertama adalah batik Besurek dengan motif khasnya berupa tulisan kaligrafi. Dan kedua adalah batik Pei Ka Ga Nga atau disebut juga dengan batik Ka Ga Nga yang memiliki motif berupa tulisan asli masyarakat Rejang Lebong. Beberapa motif dasar dari batik Besurek antara lain: motif kaligrafi (diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik Besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga rafflesia; motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf kaligrafi); motif relung paku; dan motif rembulan.
Berikut ini beberapa motif batik Besurek:




Batik Bengkulu

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Batik Jambi

|
Baca selengkapnya »

Batik Jambi


Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi adalah merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan, dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis.
Berikut ini adalah motif-motif Batik Jambi yang beraneka ragam. Lebih tertarik yangmanakah Anda?


Batik Jambi

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Batik Aceh

|
Baca selengkapnya »
Batik Aceh


Motif batik Aceh rata-rata menampilkan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Warna-warna berani pada batik Aceh inilah yang menjadi ciri khas batik Aceh.
Motif-motif pada batik Aceh umumnya melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif Pintu Aceh misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah. Kenyataannya, rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif tersebut mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan.
Selain motif-motif tersebut juga terdapat beragam motif dan corak khas Aceh yang indah dari batik Aceh, antara lain Pintu Aceh, Bungong Jeumpa, Awan Meucanek, Pucok Reubong, dan lain-lain.


Batik Aceh

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

corak batik indonesia

|
Baca selengkapnya »

Kita sebagai bangsa Indonesia dapat berterima kasih kepada pihak Malaysia yang sudah mempromosikan Batik sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Karena:

1. Sebelum-sebelumnya kita tidak terlalu menghargai warisan budaya yang sangat indah ini. Sebelum-sebelumnya kita tidak mengajukan Batik kepada UNESCO untuk diakui dunia.

2. Sebelumnya batik hanya diidentikkan dengan pakaian orang tua atau pakaian resmi jika menghadiri acara undangan pernikahan.

3. Sebelum-sebelumnya anak muda enggan pakai batik, namun sekarang para selebritis pun terlihat keren memakai batik yang dimodernisasikan.

4. Sebelum-sebelumnya tidak ada hari Jumat para eksekutif di kawasan bisnis Jakarta menggunakan batik untuk ke kantor.

Kita patut berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Malaysia baik itu pemerintah dan seluruh pihak swastanya.


Sudah bertambahkah kecintaan kita akan batik Indonesia? Sudah bertambahkah pengetahuan kita mengenai batik Indonesia? :D

Postingan Cerita dan Warta  kali ini akan membahas mengenai beragam corak batik dari Sabang sampai Merauke. Semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan teman-teman semua!


corak batik indonesia

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

motif motif batik

|
Baca selengkapnya »
SIDO WIRASAT
sido-wirasat
Pada motif ini selalu terdapat komdinasi motif ini selalu terdapat kombinasi motiftruntum di dalamnya karena melambangkan orang tua akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga

PARANG RUSAK
parang-rusak-b
Adalah salah satu motif sakral yang hanya digunakan di lingkungan kraton. Motif ini juga bisa mengidentifikasi asal kraton pemakainya, apakah dari kraton Solo atau Yogya.


 PARANG BARONG
parangrusakbarong
Berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Dulunya dikenakan para bangsawan untuk upacara ritual keagamaan dan meditasi karena motif ini dianggap sakral.
Misalnya motif-motif Parang Barong yang pada awalnya hanya digunakan oleh para Raja. Motif Parang sesungguhnya menggambarkan senjata, kekuasaan. Selaras dengan makna yang ada dalam motif Parang Barong, maka Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.


 PARANG KLITIK
parang-klithik
Menyimbolkan perilaku halus dan bijaksana. Dulu motif ini hanya dikenakan oleh para putri raja.

  PARANG SLOBOK

batik-slobog-batik-tulis
Menyimbolkan keteguhan, ketelitian, dan kesabaran.
 SEKARJAGAT
sekar-jagad
Melambangkan ungkapan cinta dan memelihara perdamaian. Maka tak heran bilamotif ini sering dikenakan dalam pesta pernikahan.
Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman diseluruh dunia.

motif motif batik

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Seni Batik Indonesia di Jember

|
Baca selengkapnya »

Seni Batik Indonesia di Jember

Indonesia dengan keanekaragaman seni yang dimilikinya memang telah mendapat pengakuan dari dunia luar, salah satu diantaranya yang cukup terkenal adalah seni batik indonesia. Begitu identik dan lekatnya seni batik yang ada di negara dengan kehidupan masyarakat di negara Indonesia, beberapa waktu yang lalu bahkan sempat menimbulkan kemarahan publik, mengingat adanya klaim atas seni batik dari negara lain.
Berbicara tentang batik itu sendiri, secara garis besar kita bisa mengartikannya sebagai sebuah karya seni yang dihasilkan dengan cara melukis atau menggambar sebuah motif / ornamen dengan menggunakan "malam / sejenis lilin" pada sebidang kain. Adapun mengenai corak dan variasi yang dihasilkan biasanya diambil dari filosofi dan budaya dari masing masing daerah darimana batik itu berasal.
SEJARAH BATIK DI INDONESIA
Keberadaan batik di Indonesia sebenarnya telah ada sejak jaman prasejarah, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya penemuan bebarapa benda peninggalan jaman neolithikum seperti keramik dengan hiasan motif batik. Pada kurun waktu selanjutnya, yakni pada masa kerajaan Majapahit dan masa dimana syiar penyebaran ajaran agama Islam mulai berkembang di tanah jawa, kesenian batik pun turut mengalami perkembangan, seperti munculnya beberapa motif baru seperti motif garuda, teratai, dan motif huruf arab. Masuknya pengaruh budaya asing yakni china pada waktu itu, ternyata juga turut membawa perubahan terhadap perkembangan seni batik di Indonesia. Hal itu dapat dibuktikan dengan perkembangan warna yang orientalis dan mencolok, serta motif baru seperti gunung batu, burung phoenic, motif awan
BAHAN DAN PEMBUATAN BATIK
Pada proses pembuatan sini batik, media yang digunakan untuk melukis atau menggambar pada mulanya adalah kain putih yang pada waktu itu merupakan hasil tenunan sendiri, dengan menggunakan bahan bahan pewarna yang didapat dari hasil pengolahan tumbuh tumbuhan asli Indonesia, antara lain pohon mengkudu, tinggi, nila, soga, dan lain lain. Seiring waktu yang terus berjalan, perkembangan seni batik di Indonesia pun kini telah mengalami berbagai perubahan dari bahan dasar maupun proses pembuatannya. Jika pada masa awal proses batik dilakukan dengan cara manual, yakni melalui proses melukis dengan tangan atau lebih dikenal dengan sebutan batik tulis, maka seiring perjalanan waktu, proses pembuatan batik pun semakin berkembang pula, dengan menggunakan alat cap atau lebih dikenal di pasaran dengan nama batik cap
DAERAH PENGHASIL BATIK DI INDONESIA
Pada dasarnya, melihat dari latar belakang berawalnya seni batik di Indonesia, daerah penghasil batik di Indonesia lebih didominasi oleh beberapa kota yang berada di pulau jawa seperti Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Mojokerto, Tulungagung, Banyumas, dan beberapa kota yang lain. Meskipun daerah penghasil batik lebih didominasi oleh beberapa kota yang berada di pulau Jawa, produksi batik dapat kita temui juga di daerah Jember yaitu batik tulis labako. Batik tulis labako merupakan batik tulis dengan ciri khas bermotif daun tembakau.

Seni Batik Indonesia di Jember

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Jlamprang pekalongan

|
Baca selengkapnya »
Batik dengan nama motif Jlamprang ini berasal dari daerah Pekalongan. Di Yogyakarta, motif serupa diberi nama Nitik. Motif Jlamprang merupakan salah satu batik yang cukup popular yang diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik motif Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.
Pada saat pedagang dari Gujarat (India) datang di pantai utara Pulau Jawa, mereka membawa kain tenun dan bahan sutra khas Gujarat dalam barang dagangannya. Motif dan kain tersebut berbentuk geometris dan sangat indah, dibuat dengan teknik dobel ikat yang disebut patola (sembagi atau polikat) yang dikenal di Jawa sebagai kain cinde. Warna yang digunakan adalah merah dan biru indigo.
Batik Motif Jlamprang
Batik Motif Jlamprang
Sumber: http://www.kaosbatikpekalongan.wordpress.com
Motif kain patola memberi inspirasi para pembatik di daerah pesisir maupun pedalaman, bahkan lingkungan keraton. Di daerah Pekalongan tercipta kain batik yang disebut jlamprang, bermotif ceplok dengan warna khas Pekalongan. Terinspirasi dari motif tenunan, maka motif yang tercipta terdiri dari bujur sangkar dan persegi panjang yang disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan anyaman yang terdapat pada tenunan patola.
Kain batik jlamprang berkembang di daerah pesisir, sehingga warnanya pun bermacam-macam, sesuai selera konsumennya yang kebanyakan berasal dari Eropa, Cina, dan negara-negara lain. Warna yang dominan digunakan adalah rnerah, hijau, biru dan kuning, meskipun masih juga menggunakan warna soga dan wedelan.
Terdapat juga pendapat jika motif Jlamprang merupakan motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena pada umumnya orang Arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan ornamen berbentuk benda hidup, misalnya binatang atau burung. Mereka lebih suka ragam hias yang berbentuk geometris. Ragam hias kotak-kotak persegi empat atau segitiga dan sejenisnya. Keindahan batik motif Jlamprang terletak pada ragam hiasnya yang menggambarkan konsistensi dan keajegan.
Batik motif Jlamprang dalah batik asli masyarakat Pekalongan sebagai pewaris kosmologis dengan mengetengahkan ragam hias ceplokan dalam bentuk lung-lungan dan bunga padma serta di tengahnya disilang dengan gambar peran dunia kosmis yang hadir sejak agama Hindu dan Budha berkembang di Jawa.
Pola ceplokan distilirasasi dalam bentuk dekoratif menunjukkan corak peninggalan masa prasejarah yang kemudian menjadi warisan dari agama Hindu dan Budha. Batik Jlamprang memiliki warna-warna yang cerah. Motif Jlamprang merupakan pengaruh kebudayaan Hindu Syiwa.
Batik Motif Jlamprang
Batik Motif Jlamprang
Sumber: http://batiktalk.com
Pola ragam hias berupa pola dasar ceplokan berbentuk lunglungan dengan hias bunga padma ditengah pada motif jlamprang disinyalir merupakan corak yang diturunkan dari masa prasejarah, yang dikemudian waktu diadopsi oleh Budaya Hindu dan Budha. Di dalam ajaran Hindu Tantrayana, terdapat apa yang disebut Syaiwapaksa (senjata panah dewa Syiwa), yang menggunakan lambang cakra berupa panah, juga merupakan ikon meditasi Dewa Syiwa. Sementara bunga padma sendiri memiliki arti dalam kepercayaan Hindu-Budha sebagai perlambang kehidupan.
Batik Motif Jlamprang
Batik Motif Jlamprang
Sumber: http://museumbatikdipekalongan.blogspot.com
Dalam mitologi ratu laut Jawa, batik Jlamprang disukai penguasa Laut Utara yaitu Den Ayu Lanjar. Dalam kaitannya dengan batik Jlamprang sebagai medium ekspresi, batik tersebut dahulu telah dijadikan benda sakral (batik sakral). Pada masa lalu hingga saat ini, batik Jlamprang sudah menjadi batik profan (umum) dan tidak disakralkan lagi. Namun demikian, sebagian masyarakat Pekalongan masih menyertakan Batik Jlamprang sebagai bagian dari benda-benda upacara dalam upaya menjaga kelestarian budaya mistis yang berhubungan dengan upacara nyadran, yaitu upacara korban di laut untuk menyatakan syukur kepada penguasa alam (Tuhan). Menurut masyarakat Pekalongan, alat-alat dalam upacara tersebut termasuk batik motif Jlamprang dimaksudkan sebagai persembahan kepada Ratu Laut Den Ayu Lanjar. Hingga saat ini, Batik Jlamprang masih tetap diproduksi dengan kombinasi motif yang beragam.
Dalam kaitannya dengan penggunaan batik motif Jlamprang sebagai medium (benda upacara), secara kosmologis merupakan jalan menuju dunia atas (dunia para Dewa). Aliran Tantra adalah salah satu aliran pemujaan terhadap Dewa Syiwa dan masyarakat Pekalongan kuno menggunakan batik motif Jlamprang sebagai benda upacara pada saat kepercayaan itu berkembang setelah Pekalongan ditinggalkan Wangsa Sanjaya ke Jawa Timur pada abad X Masehi.
Batik motif Jlamprang adalah waris dari budaya kosmologis yang diapakai sebagai medium ekspresi untuk menghubungkan dunia bawah (dunia manusia) dengan dunia atas (dunia dewa-desa atau dunia Prayangan). Batik motif Jlamprang sebagai medium kosmis yang memiliki symbol mistis tentunya menjadi alat yang tepat dan diterima oleh dunia atas (dunia Hyang) dan disebut sebagai dunianya Den Ayu Lanjar.
Semoga bermanfaat.

Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Jlamprang pekalongan

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Batik Bondowoso

|
Baca selengkapnya »
Batik Bondowoso

Bondowoso merupakan daerah yang termasuk dalam wilayah Jawa timur. Motif batik Bondowoso yang terkenal antara lain motif berupa tanaman singkong dan tembakau. Sentra industri batik Bondowoso bisa ditemui di desa Sumbersari Kecamatan Maesan Bondowoso Jawa Timur yang letaknya kurang lebih 13 km dari kota Bondowoso. Maka batik asal Bondowoso terkenal juga dengan nama Batik Singkong Maesan atau Batik Sumbersari. Motif yang ada di batik Bondowoso tidak hanya motif kuno karena para pengrajin juga menciptakan motif yang kontemporer. Bahan yang digunakan untuk membuat batik juga beragam dari mulai batik berbahan katun sampai batik berbahan sutera.

Batik Bondowoso

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Motif batik Pekalongan

|
Baca selengkapnya »

Motif batik Pekalongan



Motif batik Pekalongan dicirikan dengan hal-hal berikut.
  1. Pada beberapa motif batik Pekalongan yang klasik (tua/kuno) tergolong motif semen. Motif ini hampir sama dengan motif-motif klasik semen dari daerah Jawa Tengah yang lain, seperti Solo dan Yogyakarta yang terdapat ornamen bentuk tumbuhan dan garuda atau sawat. Perbedaanya ada kain klasik ini hampir tidak ada cecek. Semua pengisian motif berupa garis-garis.
  2. Warna soga kain dengan motif dari tumbuhan. Pada kain batik klasik Pekalonganinimotifnya terdapat persamaan dengan kain batik klasik daerah Solo dan Yogyakarta.
  3. Motif asli pekalongan adalah motif Jlamprang, yaitu suatu motif semacam nitik yang tergolong motif batik geometris. Mungkin motif ini merupakan suatu motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena pada umumnya orang Arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan ornamen berbentuk benda hidup, misalnya binatang atau burung. Mereka lebih suka ragam hias yang berbentuk geometris. Namun Dr. Kusnin Asa berpendapat bahwa motif jlamprang merupakan pengaruh kebudayaan Hindu Syiwa.
  4. Beberapa corak kain yang diproduksi di Pekalongan mempuyai corak atau gaya Cina, seperti adanya ornamen Liong berupa naga besar berkaki dan burung Pheonix, yaitusejenis burung yang pada bulu kepala, sayap, dan ekor berjumbai serta ekor bergelombang.
  5. Kain batik yang dikembangkan atau diproduksu oleh pengusahan batik keturunan Cina. Gambar-gambarnya pada motif berupa bentuk-bentuk riil (nyata) dan banyak menggunakan cecek-cecek (titik-titik) serta cecek sawut (titik dan garis). Isen-isen pada ornamen penuh dengan cecek.
  6. Sifat umum dari penduduk daerah pantai menyukai warna-warna yang cerah seperti warna merah, kuningm hijau, biru, violet, dan oranye
Dengan adanya faktor-faktor seperti tersebut motif batik di daerah Pekalongan selalu berubah-ubah dab saling meniru. Motif-motif baru diciptakan oleh para pembuat canting cap batik atau orang-orang yang khusus membuat membuat motif untuk dijual pada pengusaha batik. Orang Eropa yang pernah ikut terjun kedalam pembatikan dan berpengaruh adalah Van Zuylen. Van Zuylen terkenal dengan batiknya yang halus dengan motif berbentuk tumbuhan yang realistis.

Tokoh lain yang merupakan orang keturunan Cina ialah Oei Tjoe Soen dari Kedungwuni yang terkenal dengan permainan cecek-cecek yang halus.

Perkembangan batik Pekalongan sedemikian rupa dan cepat. Sampai saat ini batik Pekalongan mempunyai corak khusus, yaitu bermotif bentuk tumbuhan realistis dan jlamprang dengan warna-warna yang cerah. Dilihat dari segi pewarnan, Pekalongan mempunyai keunggulan dari daerah lain.
Contoh beberapa ornamen dari daerah Pekalongan, antara lain sebagai berikut.

  1. Ornamen Garuda atau Sawat
     Ragam hias berbentuk garuda atau sawat pada susunan dasarnya masih ada oersamaan dengan ornamen dari daerah Solo dan Yogyakarta yang terdiri atas dua sayap dan ekor, atau dua sayap, atau satu sayap saja. Namun, bagian-bagian yang menyusun sawat itu seudah berubah bentuknya.
    Pada pangkal dari sawat itu seudah mempunyai bagian dari tumbuhan. Pada sawat dengan dua sayap dan ekor berbentuk seperti dasar bunga. Demikian pula sawat dengan dua sayap. Pada sawat dengan satu sayap (lar) bentuknya menyerupai daun atu bunga.
    Bentuk yang menggambarkan ekor tidak lagi seperti buku ekor merak, tetapi menyerupai daun yang tersusun. bulu-bulu pada sayap berbentuk seperti daun dan daun bunga. Isen pada ornamen garuda ini sedikit berupacecek-sawut dan sebagian besar diisi dengan cecek-cecek berupa lengkung dan cecek pitu.
    Jadi, garuda atau sawat bentuk Pekalongan ini tidak lagi sebagai stilasi dari burung garuda atau burung merak, melainkan lebih condong kepada bentuk dari bagian tumbuhan atau rangkaian dari daun-daun, daun bunga, dan bunganya. Terkadang pada bagian ekor dari sawat itu berbentuk bagian rumbuhan dan pada pangkalnya berbentuk semacam bunga tapak dara. 
  2. Ornamen Tumbuhan
    Ornamen yang berbentuk tumbuhan sangat umum dan memegang peranan pada motif-motif batik dari Pekalongan dan sekitarnya. ragam hias tumbuhan ini menurut bantuknya dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu bentuk yang tersusun semacam bunga, berbentuk bagian atau cabang dari tumbuhanm dan berupa pohon
    • Bentuk yang tersusun semacam bunga terdiri atas pusat berupa semacam bunga yang dikelilingi dengan daun bunga dan daun. Rangkaian susunan ini ada yang serupa swat dan menyerupai rangkaian bunga yang riil.
    • Rangkaian yang berbentuk bagian atau cabang dari tumbuhan. rangkaian ini terdiri atas batang, daun, dan bunga.
    • Rangkaian yang berupa pohon lengkap dengan tinggi selebar kain dan terdiri atas susunan batang, dahan, daun, dan bunga. rangkaian ini terdapat pada kain batik corak Van Zuylen.
  3. Ornamen Binatang
    Ornamen binatang berupa kijang atau menjangan masih terdapat pada beberapa motif batik dari Pekalongan. Namun, bentuknya sudah berubah yang kaki-kakinya berbentuk seperti daun kecil. Ornamen binatang ini juga terdapat jenis binatang yang berkaki banyak dan berekor panjang.
  4. Ornamen burung
    Ornamen burung juga terdapat pada beberapa motif yang berupa motif burung phoenix dan burung dewata dengan ukuran kecil-kecil. Ornamen ini dikembangkan oleh pengusaha batik keturunan Cina.
  5. Ornamen Naga
    Naga atau ular terdapat pada motif yang tergolong cuwiri Pekalongan
  6. Ornamen Meru
 Ornamen meru atau gunung Mahameru terdapat pada beberapa jenis motif terutama pada motif cuwiri. Meru Pekalongan ini benuknya gemuk dan dirangkaikan dengan bagian tumbuhan, yaitu daun-daun atau bagian dahan tumbuhan. -Motif Batik Pekalongan-
Olehkarena itu, selalu dirangkaikan dengan daun-dauna yang sepintas tidak tampak kalau bentuk tersebut adalah ornamen Meru.
Rupanya jenis motif cuwiri Pekalongan yang mempunyai ornamen sawat, naga, meru kijang, dan rangkaian tumbuhan adalah motif dari Solo atau Yogyakarta. Dalam penerapannya terjadi perubahan bentuk ornamen yang disesuaikan dengan selera dan gaya setempat, yaitu dengan stilasi tumbuhan

Motif Isen batik Pekalongan

Motif batik Pekalongan pada umumnya diisi dengan titik-titik atau cecek-cecek. Titik ini berupa cecek-garis atau ceccek-pitu. Jarang sekali adanya cecek-sawut atau sawut, atau isen yang lain seperti cecek, cacah gori. Permainan dengan cecek ini kadang-kadang sangat meninjol, sehingga semua garis yang membentuk ornamen-ornamen dalam motif berupa cecek pula. Batik halus "Oei Tjow Soen" adalah salah satu contoh batik halus Pekalongan yang diolah dengan penuh cecek yang halus sekali.

Motif Jlamprang

Kita akan membicarakan motif jlamprang secara khusus, karena dari beberapa pengamat batik motif ini diyakini dan diakui sebagai motif asli Pekalongan, bukan motif yang dipengaruhi daerah lain.
S.K Sewan Santoso, S. Teks dalam bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia yang diterbitkan Balai Penelitian Batik dan Kerajinan , Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI (1973) mengatakan bahwa motif Jlamprang di Pekalongan dopengaruhi oleh Islam. Artinya, motif ini lahir dari perajin batik keturunan arab yang beragama islam. Adanya larangan dalam Islam menggambar binatang maupun manusia mendorong perajin batik Pekalongan menciptakan motif hias geometris. Motif jlamprang menurut peneliti ini termasuk motif nitik dan Tergolong dalam ragam hias geometris.

Dr. Kusnin Asa berpendapat bahwa Jlamprang merupakan bentuk motif kosmologis dengan mengetengahkan pola ragam hias ceplokan bentuk lung-lungan dan bunga padma, menunjukan makna tentang peran dunia kosmis yang hadir sejak agama Hindu dan Buddha berkembang dijawa. Pola ceplokan yang distilirasi dalam bentuk dekoratif menunjukan corak peninggalan masa prasejarah yang kemudian menjadi waris agama Hindu dan Buddha.

Dalam Aliran Hindu-Tantrayana Syaiwapaksa yang lambangnya adalah Cakra merupakan simbol meditasi dewa Siwa. Sementara itu, Syaiwapaksa berarti senjata panah Dewa Syiwa. Bunga Padma meupakan lambang kehidupan dalam kepercayaan Hindu-Buddha.Namun, Lung dan pada masana biasanya merupakan lambang dari konsep mandala agama hindu Syiwa yang beraliran Tantra.

Motif batik Pekalongan

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

motif batik banyuwangi

|
Baca selengkapnya »
Kota Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa yang berbatasan dengan Pulau Bali. Kota ini memiliki sejarah yang unik tentang batik. Tak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di Nusantara. Sejarah Batik Banyuwangi berawal ketika terjadi penaklukan Blambangan oleh Mataram yang pada saat itu dalam masa pemerintahan Sultan Agung pada tahun 1633. Daerah-daerah yang menjadi wilayah penaklukkan adalah Blambangan, Panarukan, dan Blitar. Pada masa kekuasaan Mataram di Blambangan ini, banyak anak muda Blambangan yang dibawa ke pusat Pemerintahan Mataram Islam di Plered, Kotagede, disana mereka belajar membatik. Seiring dengan perkembangan jaman terjadi kepentingan politik yang mutualisme, yang akhirnya menetapkan membatik sebagai identitas penguasaan atau simbol penaklukan terhadap budaya yang dilingkupinya.
Batik Banyuwangi merupakan sebuah perwujudan nilai estetika ragam hias khas Banyuwangi. Motif-motif Batik Banyuwangi tidak hanya sebuah perwujudan estetika dari ragam hias namun juga memiliki nilai–nilai yang dianut oleh masyarakat Banyuwangi. Semua nama motif dari batik asli Bumi Blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam.
Banyak motif khas dari batik khas Bumi Blambangan. Sampai saat ini, sekitar 21 jenis motif batik asli Banyuwangi yang telah diakui secara nasional. Beberapa motif Batik Banyuwangi yaitu Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Alas Kobong, Paras Gempal, Kopi Pecah, Sembruk Cacing, Gedegan, Ukel, Blarak Semplah, Moto Pitik, dan lain sebagainya.
Batik Banyuwangi Motif Kangkung Setingkes
Batik Banyuwangi Motif Kangkung Setingkes
Sumber: www.banyuwangikab.go.id
Batik Banyuwangi Motif Moto Pitik
Batik Banyuwangi Motif Moto Pitik

Batik Banyuwangi Motif Paras Gempal
Batik Banyuwangi Motif Paras Gempal

Batik Banyuwangi Motif Ukel
Batik Banyuwangi Motif Ukel

Batik motif Gajah Oling atau Gajah Uling, motifnya berupa hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Gajah Oling yang diyakini sebagai motif asli dari Batik Banyuwangi melambangkan sesuatu kekuatan yang tumbuh dari dalam jati diri masyarakat Banyuwangi. Pemaknaan motif Gajah Oling berkaitan dengan karakter masyarakat Banyuwangi yang bersifat religius dengan penyebutan “Gajah Eling” yang memilki pengertian yaitu gajah yang merupakan hewan bertubuh besar, berarti maha besar, sedangkan uling berarti eling (ingat), secara utuh dapat diartikan bahwa Batik Gajah Oling mengajak untuk selalu ingat kepada kemahabesaran Sang Pencipta adalah dasar dari dari perjalanan hidup masyarakat Banyuwangi. Ada juga yang menyebutkan gajah uling berbentuk melengkung layaknya belalai gajah. Ciri batik ini berbentuk seperti tanda tanya, yang secara filosofis merupakan bentuk belalai gajah dan sekaligus bentuk uling. Di samping unsur utama itu, karakter batik tersebut juga dikelilingi sejumlah atribut lain. Di antaranya, kupu-kupu, suluran (semacam tumbuhan laut), dan manggar (bunga pinang atau bunga kelapa). Saat ini motif Gajah Uling dikembangkan konsepnya dengan sedemikian rupa mengikuti selera pasar.
Batik Banyuwangi Motif Gajah Oling
Batik Banyuwangi Motif Gajah Oling

Motif Sembruk Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi.
Batik Banyuwangi Motif Sembruk Cacing
Batik Banyuwangi Motif Sembruk Cacing

Batik Banyuwangi Motif Gedegan
Batik Banyuwangi Motif Gedegan
Kota Banyuwangi memiliki beberapa sentra pembatikan, yaitu Sayu Wiwit, Tirta Wangi, Sritanjung, dan Srikandi yang terletak di kecamatan Banyuwangi, Virdes Batik di Kecamatan Cluring. Masing – masing sentra pembatikan memiliki cirri khas, yang mencolok adalah Sanggar batik Sayuwiwit dan Virdes. Sayuwiwit tetap mempertahankan motif batik Banyuwangi secara konvensional, berdasarkan pakem lama hanya memainkan warana dan memadukan corak, sedangkan Virdes mengembangkan Batik Banyuwangi, memadukan pakem dan permintaan konsumen.
Upaya pelestarian batik di Banyuwangi dilakukan oleh Pemkab setempat, mulai 2009 setiap hari Kamis, Jumat dan Sabtu semua pegawai Pemerintahan Daerah dan Pegawai Negeri Sipil di Banyuwangi wajib memakai seragam batik dengan motif Gajah Oling. Upaya lain yang dilakukan yaitu pemakaian busana kesenian khas Banyuwangi yaitu tari Gandrung dan upacara adat Seblang, serta untuk busana khas daerah Banyuwangi yaitu Jebeng dan Thulik (Pada Thulik motif batik Gajah Oling dipakai pada udeng tongkosan dan sembong sedang pada Jebeng motif batik Gajah Oling dipakai untuk kain panjang). Motif batik ini juga digunakan untuk seragam batik sekolah mulai dari tingkat TK sampai pada tingkat SMA. Pengeksplorasian terhadap motif-motif baru juga dilakukan untuk menambah keanekaragaman motif Batik Banyuwangi. Upaya pengenalan Batik Banyuwangi selain melalui pameran dan rangkaian pelatihan juga dilakukan upaya pengenalan lebih jauh melalui buku.
Dengan karakter yang berbeda batik banyuwangi menampilkan motif yang unik dan menarik. Penciptaan motif batik Banyuwangi merupakan bentuk karya seni yang cukup tinggi. Semua motif itu diambilkan dari kekayaan alam Banyuwangi yang beraneka ragam. Jadi motif batik ini warisan nenek moyang itu bernilai seni yang harus dipertahankan.
Semoga bermanfaat.

motif batik banyuwangi

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲